Tuesday, July 1, 2014

Suku Dayak Ngaju

Suku Dayak Ngaju

Suku Dayak Ngaju atau biasa di sebut Biaju adalah suku asli yang berasal dari Kalimantan Tengah. Suku Ngaju ini secara administratif merupakan suku baru dalam sensus tahun 2000. Sebelumnya suku Ngaju masuk ke dalam suku Dayak dalam sensus 1930. Secara etimologis suku Ngaju itu berarti udik. Suku Ngaju biasanya tinggal di pinggir sungai Kapuas, Kahayan, Rungan Mahuning, Barito dan Katingan bahkan ada pula yang mendiami di daerah Kalimantan Selatan.
Menurut Afdeeling Dajaklandeen tanah Biaju adalah bekas sebuah afdeling dalam Karesidenan Selatan dan Timur Borneo yang ditetapkan dalam Staatblad tahun 1898 no.178. Pada tahun 1855, daerah ini dinamakan De afdeeling groote en kleine Dayak.
·       Asal Mula Suku Dayak Ngaju

Nenek moyang Suku Dayak Ngaju dapat di selidiki dari tulisan sejarah tentang orang Dayak Ngaju. Sejarahnya nenek moyang Dayak Ngaju diyakini berasal dari kerajaan yang bertempat di lembah pegunungan Yunan Selatan. Tepatnya di Cina Barat Laut berbatasan dengan Vietnam sekarang. Mereka pindah secara besar-besaran dari daratan Asia sekitar kira-kira 3000 sampai 1500 sebelum masehi.
Menurut Tetek Tatum leluhur Dayak Ngaju merupakan diciptaan langsung oleh Ranying Hatalla Langit, yang bertugas untuk menjaga bumi dan isinya agar tidak rusak. Dan Leluhur Dayak Ngaju diturunkan dari langit yang ke tujuh menuju dunia ini dengan Palangka Bulau (Palangka artinya suci, bersih, merupakan ancak, sebagai tandu yang suci, gandar yang suci dari emas diturunkan dari langit, sering juga disebutk Ancak atau Kalangkang) diturunkan dari langit ke dalam dunia ini di empat tempat berturut-turut melalui Palangka Bulau, yaitu:
1.      Tantan Puruk Pamatuan di perhuluan Sungai Kahayan dan sungai Barito, Kalimantan Tengah, inilah orang manusia yang pertama menjadi datuknya orang-orang Dayak yang diturunkan di Tantan Puruk Pamatuan, diberi nama oleh Ranying (Tuhan Yang Maha Esa) : Antang Bajela Bulau atau Tunggul Garing Janjahunan Laut. Dari Antang Bajela Bulau maka terciptalah dua orang laki-laki yang gagah perkasa yang menteng ureh mamut yang bernama Lambung atau Maharaja Bunu dan Lanting atau Maharaja Sangen.
2.      Tantan Liang Mangan Puruk Kaminting (Bukit Kaminting), Kalimantan Tengah oleh Ranying (Tuhan YME) terciptalah seorang yang maha hebat, bernama Kerangkang Amban Penyang atau Maharaja Sangiang.
3.      Datah Takasiang, perhuluan sungai Rakaui (Sungai Malahui, Kalimantan Barat, oleh Ranying (Tuhan YME) terciptalah 4 orang manusia, satu laki-laki dan tiga perempuan, yang laki-laki bernama Litih atau Tiung Layang Raca Memegang Jalan Tarusan Bulan Raca Jagan Pukung Pahewan,  seketika itu juga menjelma menjadi Jata dan tinggal di dalam tanah di negeri yang bernama Tumbang Danum Dohong. Ketiga puteri tadi bernama Kamulung Tenek Bulau, Kameloh Buwooy Bulau, Nyai Lentar Katinei Bulau.
4.      Puruk Kambang Tanah Siang (perhuluan Sungai Barito, Kalimantan Tengah oleh Ranying (Tuhan YME) terciptalah seorang putri bernama Sikan atau Nyai Sikan di Tantan Puruk Kambang Tanah Siang Hulu Barito.

·       Sistim Kekerabatan Suku Bangsa Dayak

Kekerabatan masyarakat Dayak berdasarkan ambilineal yaitu menghitung hubungan masyarakat melalui laki-laki dan sebagian perempuan. Perkawinan yang baik adalah perkawinan dengan saudara sepupu yang kakeknya saudara sekandung (dalam bahasa Ngaju disebu hajanen). Masyarakat Dayak tidak melarang gadis-gadis mereka menikah dengan laki-laki bangsa lain asalkan laki-laki itu tunduk dengan adat istiadat.

·       Mata Pencaharian Suku Ngaju

Bercocok tanam di ladang adalah mata pencaharian masyarakat suku Dayak Ngaju. Selain bertanam padi mereka menanam ubi kayu, nanas, pisang, cabai, dan buah-buahan. Adapun yang banyak ditanam di ladang ialah buah durian dan pinang. Selain bercocok tanam mereka juga berburu rusa untuk makanan sehari-hari. Alat yang digunakan meliputi dondang, lonjo (tombak), dan ambang (parang). Masyarakat Dayak terkenal dengan seni menganyam kulit, rotan, tikar, topi, yang dijual ke Kuala Kapuas, Banjarmasin, dan Sampit.

·       Tingkatan Masyarakat Suku Ngaju

Suku Ngaju memiliki tingkatan atau susunan masyarakat yang berbeda-beda, berikut adalah tingkatannya :

1.      Kepala Kampung, yang dimasa kolonial tugasnya hanya melaksanakan perintah pegawai kolonial, dengan tugas utama menarik pajak dan mendayung perahu bagi para pegawai kolonial, apabila mengunjungi kampung lain, mengakibatkan terjadinya perbedaan kelas dalam masyarakat.

2.      Orang-orang Pantan, adalah penduduk asli yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari diusahakan sendiri. Kewajiban mereka mematuhi perintah pimpinan, serta wajib menyediakan tenaga sukarela apabila dibutuhkan pimpinan.

3.      Orang-orang Merdeka adalah keluarga jauh para Kepala Kampung. Mereka dibebaskan dari kewajiban membayar pajak.

4.      Orang-orang Jipen, adalah golongan budak.

5.      Orang-orang Abdi adalah orang-orang yang dibeli.

Orang-orang Tangkapan atau Tawanan. Dan orang-orang Tamuei atau orang asing, mereka bukan penduduk asli.

No comments:

Post a Comment